Menjadi Pekerja Sosial di KKN Mu IV 2017 | Foto ©Dok. Anov Rezando Dani Pranata |
DESA TALANG BALAI LAMA, KECAMATAN TANJUNG RAJA, KABUPATEN OGAN ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN – KKN-Mu ke 4 2017, aku bersyukur kepada Allah SWT. karena atas kehendakNya masih dapat bernafas untuk merasakan udara di sini, ini kali pertama aku menghentakkan kaki di pulau Sumatera. Aku berada di tempat ini untuk menjadi “pekerja sosial”, iya, itu adalah pekerjaan aku di sini selama 1 bulan. Seorang pekerja yang sangat mencintai orang-orang kecil, menikmati kesederhanaan hidup sehari-hari, serta menggali kemesraan dan pengalaman-pengalaman bersahaja ataupun nilai-nilai mulia manusia yang kebanyakan orang melupakannya.
Aku beradaptasi dengan masyarakat sekitar yang ramah serta menjungjung tinggi norma-norma yang ada. Dengan “Presiden” (Kepala Desa) di Desa Talang Balai Lama, aku menyebutnya presiden karena desa mirip-mirip Negara yang mengatur semua urusan pemerintahannya layaknya seperti sebuah Negara yang berkembang untuk maju dan mandiri. Kemudian dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda-pemuda serta perangkat desa. Semuanya ramah, asal kita ramah.
Singkat cerita, mayoritas penduduk desa di sini ialah pedagang, pagi menjelang subuh mereka sudah bergegas menjajakan barang dagangannya ke pasar. Ini adalah fenomena sosial yang jarang aku temukan di tempat tinggalku. Aku tinggal di perkotaan yang mayoritas penduduknya orang-orang kantoran dan buruh pabrik, menurutku ini merupakan ilham kesenian sosial bagi masyarakat Indonesia. Memang sudah aku prediksi bahwasanya akan berbeda kebudayaan, warga pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat ketimbang hubungan mereka dengan warga masayarakat desa lainnya, karena sistem kehidupannya atas dasar sistem kekeluargaan. Ternyata penduduk di desa ini tidak hanya orang asli Sumatera, banyak juga orang jawa dan suku-suku lainnya. Firman Allah SWT. dalam Al Quran Surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya diantara kalian saling mengenal”. Perbedaan budaya dan suku bangsa di Indonesia adalah hukum alam, maka dari itu aku harus bersifat terbuka selama menjadi “pekerja sosial”.
Aku dan teman-teman melaksanakan program kerja dengan mudah karena antusias penduduk desa sangat tinggi, mereka selalu menyempatkan mampir ke posko walau hanya sekedar diskusi ringan, merupakan hal yang luar biasa. Dilihat dari antiusiasme mereka, aku merasakan bahwa menjadi “pekerja sosial” di sini tidaklah cukup hanya 1 bulan, dari diskusi ringanlah aku mendapatkan informasi tentang Desa Talang Balai Lama, mulai dari permasalahan infrastruktur, fasilitas desa, BUMDesa, yang bisa saja aku melihat di RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) tapi hal semacam itu terlihat instan dibandingkan dengan bercakap langsung dengan penduduk desa yang secara tidak langsung akan terbangun ikatan emosional.
Ada 1 pekerjaan unggulan dari aku dan teman-teman yaitu budidaya jamur jerami, yang diprakarsai oleh mahasiswa dari UM Merto Lampung. Tujuan dari pekerjaan unggulan ini pasti ingin memberdayakan Desa Talang Balai Lama, aku dan teman-teman tidak kesulitan membudidaya jamur jerami karena penduduk desa antusias membantu mencari bahan-bahan dan lahan untuk budidaya jamur ini, karena mereka belum begitu paham bagaimana cara memasarkan produk, aku dan teman-teman mengajarkan cara memanajemen produk jamur agar ke depannya jamur jerami ini menjadi produk unggulan di Desa dan bisa dijadikan BUMDes Desa Talang Balai Lama. Ada banyak lagi pekerjaan-pekerjaan sosial yang aku dan teman-teman jalankan, namun rasanya tidak mungkin jika dipaparkan karena tulisan ini bukan laporan pekerjaanku selama 1 bulan hehe...
Di hari-hari terakhir aku menjadi “pekerja sosial” dihiasi suasana awan gelap dan meneteskan air hujan, alam pun menggambarkan perasaan aku, teman-teman dan penduduk desa bahwa itulah saat-saat kami untuk berpisah. Pengalaman yang berharga menurutku bisa menjadi “pekerja sosial” di Desa Talang Balai Lama, apalagi aku bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah yang berbeda budaya, tapi aku merasa mereka seperti keluarga, karena pada prinsipku aku berteman lebih dari saudara dengan mereka. Dan untuk mereka (penduduk desa) terkhusus Kepala Desa Talang Balai Lama, aku mengucapkan banyak terimakasih karena telah mempercayai aku dan teman-temanku untuk melakukan “pekerjaan sosial” yang mungkin hanya sedikit membantu memberdayakan desa, dari sini aku paham betapa pentingnya “hablumminnanas” atau hubungan sesama manusia, inilah pekerjaan mahasiswa sesungguhnya yang katanya agen perubahan, agen kontrol sosial. Dengan “pekerjaan sosial” ini mahasiswa akan sadar bahwa merubah dan mengontrol tatanan sosial masayarakat yang diridhoi Allah SWT adalah tugas mulia yang sangat penting.
Aku belajar banyak dari orang desa yang berhati petani, mereka hanya makan yang ditanam. Mereka menuai hasil berdasarkan kewajaran kerja. Mereka menjadikan kerja sebagai orientasi hidup. Mereka tak pernah menguasai, mengeksploitasi alam dan sesama manusia. Mereka tabah, meskipun ditindih penderitaan. Aku benar-benar cemburu pada kualitas hidup mereka – EMHA AINUN NADJIB. Menjadi pekerja sosial adalah menikmati kesederhanaan hidup sehari-hari yang mencintai orang-orang kecil.
Oleh : Anov Rezando Danny Pranata
PTM : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Posting Komentar